Alhamdulillah, untuk ketiga kalinya saya berkesempatan mengunjungi kota Batam. Yang pertama, tahun 2008 dan yang kedua, Februari 2014. Kunjungan ketiga ini dalam rangka mengikuti Rakernas XII Baitul Maal Hidayatullah. Sengaja pakai judul "Trip", mengikuti tren t-shirt yang sedang menjamur di Indonesia "My Sleep My Trip, My Adventure".
Tidak seperti ketika mengunjungi Kota Jogja atau Bandung di mana nuansa budayanya begitu terasa, tidak banyak "kesan yang mendalam" saat mengunjungi kota Batam. Bisa jadi karena kota ini dirancang sebagai kota industri, kota yang dipersiapkan bisa "mengimbangi" keberadaan Singapura di sebelahnya. Saat ini, kata teman di sini, banyak industri yang mengurangi para pekerjanya. Beberapa industri ditutup, dan ada pula yang pindah.
Identitas Melayu sepertinya hanya ada di "dunia seremoni" saja, seperti: pakaian adat dan pantun. Berbeda dengan kota Pekan Baru, nama-nama jalan ditulis dengan dua ejaan; Latin dan Jawi mirip dengan Jogjakarta, nama jalan ditulis dengan dua ejaan: Latin dan Carakan, atau Makassar, nama jalan ditulis dengan ejaan Latin dan Lontara. Nah, di Batam tidak ada identitas budaya seperti itu
Nama jalan di Pekan Baru, Makassar, dan Yogyakarta |
Meskipun demikian, ada tempat-tempat ikonik yang bisa kita kunjungi saat berada di Batam
1. Batam Centre
Yang saya tahu, Batam Centre merupakan wilayah di mana pusat pemerintahan kota Batam berada cq Kantor Walikota Batam. Jadi bukan berarti tempat yang berada di tengah-tengah pulau Batam, karena faktanya Batam Centre justru terletak di sisi utara pulau Batam.
Peta Kota Batam |
Apa yang paling menarik di sini? Para wisatawan yang mengunjungi Batam biasanya berfoto dengan latar tulisan raksasa "Welcome to Batam" yang terletak persis di depan Asrama Haji di Kawasan Batam Centre. Di sini kita bisa berswafoto, atau bisa juga menggunakan jasa dari fotografer yang menyediakan jasa foto dengan tarif Rp 20.000,- per lembar ukuran A4 (kalau gak salah). Dengan berfoto dengan latar tulisan "Welcometo Batam" seolah menjadi bukti bahwa yang bersangkutan memang benar benar telah mengunjunginya.
Narablog (left) bersama Hasan Kunio Amboina, Ihsan Tenggarong, Mas Sholihin, dan Kak Edy Kurniawan |
2. Jembatan Barelang
Barelang merupakan akronim dari Batam, Rempang, dan Galang. Nama dari gugusan pulau yang dihubungkan oleh 6 buah jembatan yang disebut dengan Jembatan Barelang oleh penduduk setempat.
Jembatan ini seluruhnya terdiri dari 6 (enam) buah. Pemrakarsa pembuatan jembatan ini adalah Bapak BJ Habibie yang merancang kawasan ini menjadi kawasan industri.
Karena menjadi salah satu tujuan utama para wisatawan, Jembatan Barelang sekarang dijaga oleh patroli yang hilir mudik mengawasi orang yang parkir di atas jembatan untuk berfoto-foto. Jadi kalau kita ingin berfoto-foto di tengah jembatan mesti kucing-kucingan sama patroli, atau kalau mau aman parkir kendaraan di tempat yang disediakan.
Bagi generasi yang lahir di dekade 60-70-an tentu tidak asing dengan nama Pulau Galang. Pulau ini sering diberitakan sebagai tempat pengungsian "Manusia Perahu" dari Vietnam. Mereka mengungsi akibat adanya perang saudara yang terjadi di Vietnam. Tempat pengungsian yang beroperasi dari tahun 1975-1996 kini menjadi Museum Pengungsi Vietnam.
Bagi saya, hanya itu yang menarik. Jika bicara tempat perbelanjaan yang ada di Batam, seperti Nagoya misalnya, kota-kota lain juga punya tempat perbelanjaan. Bicara pelabuhan, kota lain juga punya. Apalagi bicara makanan, kurang lebih juga sama.
Selepas acara, kami pun pulang ke Palembang dan sempat mengabadikan foto-foto di atas di awan. Hal yang tidak pernah saya lakukan sebelumnya :)
Barelang merupakan akronim dari Batam, Rempang, dan Galang. Nama dari gugusan pulau yang dihubungkan oleh 6 buah jembatan yang disebut dengan Jembatan Barelang oleh penduduk setempat.
Jembatan ini seluruhnya terdiri dari 6 (enam) buah. Pemrakarsa pembuatan jembatan ini adalah Bapak BJ Habibie yang merancang kawasan ini menjadi kawasan industri.
Karena menjadi salah satu tujuan utama para wisatawan, Jembatan Barelang sekarang dijaga oleh patroli yang hilir mudik mengawasi orang yang parkir di atas jembatan untuk berfoto-foto. Jadi kalau kita ingin berfoto-foto di tengah jembatan mesti kucing-kucingan sama patroli, atau kalau mau aman parkir kendaraan di tempat yang disediakan.
Di atas Jembatan Barelang Batam |
Jembatan Barelang Batam |
*******
Bagi saya, hanya itu yang menarik. Jika bicara tempat perbelanjaan yang ada di Batam, seperti Nagoya misalnya, kota-kota lain juga punya tempat perbelanjaan. Bicara pelabuhan, kota lain juga punya. Apalagi bicara makanan, kurang lebih juga sama.
Selepas acara, kami pun pulang ke Palembang dan sempat mengabadikan foto-foto di atas di awan. Hal yang tidak pernah saya lakukan sebelumnya :)
Pemandangan Sungai Musi |