Hampir bisa dipastikan, mayoritas netizen mempunyai akun jejaring sosial, misalnya FB, Google+, dan Twitter Banyak pula yang kenal dunia internet-justru- melalui pintu jejaring sosial. Facebook-an bisa, ditanya apa alamat e-Mailnya malah tidak tahu. Sebagai jejaring sosial, kita akan berhubungan dengan banyak orang: teman sangat dekat, dekat, agak dekat, agak jauh, jauh, dan sangat jauh. Ada pula orang yang tidak kita kenal dalam dunia nyata yang menjadi teman.
Pada kasus Facebook, jika kita mempunyai banyak teman maka beranda akan penuh sesak dengan berbagai "timeline". Hal ini akan menyulitkan untuk mencari "kabar" dari teman tertentu (saudara di kampung, misalnya) yang akan kita ketahui keberadaannya. Bagaimanakah kabarnya, sedang apa, apakah baik-baik saja. Dus, jika menghadapi hal seperti ini, jalan yang paling sering digunakan adalah dengan membuka profilnya. Kegiatan seperti inilah yang disebut oleh anak-anak sekarang dengan sebutan "stalking". Hanya saja, kegiatan stalking ini biasanya dikonotasikan dengan hal yang negatif: kata "stalking" digunakan dalam menunjuk pada suatu perhatian yang tidak diharapkan dari seseorang atau mungkin sekelompok orang terhadap orang lain Lain orang, tentu mempunyai kasus yang berbeda. Kalau "stalking" sama para saudara, kan tidak apa-apa. Bisa jadi mereka juga melakukan hal sama pada profil Facebook kita.
*********
Untuk mengetahui siapa saja yang suka melihat profil kita, begini caranya
begini tampilan laman yang berisi "view source" berupa kode HTML