Hari ini (20/11/2015), saya dan istri ikut Pilkades di desa kami: Sungai Pinang, Kec. Rambutan, Kab. Banyuasin, pinggiran kota Palembang. Pilkades yang kami ikuti termasuk "istimewa", tidak pakai acara tusuk-tusuk gambar pakai paku. Namun sudah menggunakan teknologi canggih: layar sentuh. Untungnya kami sudah biasa menggunakan perangkat Blackberry Android, sehingga kami bisa beradaptasi dengan sangat cepat. Wuz, wuz, wuz...
Menurut keterangan, e-Voting yang digunakan dalam Pilkades ini dibuat oleh BPPT, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi. Kalau kita telusuri di internet, penerapan e-Voting ini sudah sering dilakukan meski dalam skala terbatas. Pemilihan pengurus Alumni ITB, misalnya. Perhitungan suara yang dilakukan akan segera diketahui dengan cepat. GPL, gak pake lama!
Nah, secara kronologis inilah tata cara ikut e-Pilkades
1. Mendaftar ke petugas pemungutan suara sambil menyerahkan surat undangan pemungutan suara (dan kartu identitas yang masih berlaku)
2. Setelah dipanggil, kita akan diberi (bukan untuk dimiliki) kartu chip. Kartu chip tersebut kita masukkan ke alat seperti di bawah ini. Namun ada petugas yang membantu kita
3. Setelah memasukkan chip, kita masuk ke bilik suara di mana di dalamnya terdapat monitor sebagai sarana pemungutan suara. Di sinilah kita memilih calon kepala. Di monitor terdapat gambar dari calon kepala desa dengan dua sentuhan. Pertama, menyentuh gambar cakades dan kedua menyentuh tombol "ya".
Contoh gambarnya seperti ini
3. Setelah prosesi pemilihan selesai, dari printer (yang berada di samping bilik suara) akan keluar cetakan (print out) "barcode". Masukkan cetakan tersebut kedalam kotak yang terletak di samping printer.
4. Celup jari ke tinta, selesai.
Seandainya, semua pemilihan baik itu kepala desa, bupati, walikota, gubernur, anggota DPR yang sangat-sangat terhormat, dan presiden menggunakan e-Voting tentu bagus. Hasilnya akan segera diketahui, hari itu juga.
Keterangan: gambar no. 2, 4, dan 8 hasil jepretan sendiri saat simulasi pada hari H-1