Selepas dari Monjali, kami diantar ke sebuah perumahan di seberang Pesantren Hidayatullah di Jl. Palagan Tentara Pelajar, KM 12 Ngaglik. Semalam kami tidur di sini, esoknya baru ke tempat acara.
Kaliurang, namanya mirip dengan sebuah kecamatan di Kutai Timur yang bernama Kaliorang, berhawa sejuk, 11 14 dengan hawa Bandung, merupakan salah satu destinasi wisata di Yogyakarta. Wisma Puas, tempat acara kami, berada di dalam komplek wisata Taman Nasional Gunung Merapi. Sebelum masuk ke sini, kita akan melewati gerbang untuk membayar tiket terlebih dahulu. Di sinilah ujung aspal Kaliurang berakhir.
Kaliurang, Jogja |
Pintu Masuk Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM) |
Kaliurang |
Wisama Gadjah Mada, Kaliurang |
Acara yang kami ikuti (Rakernas BMH XI), dibuka secara seremonial oleh Ngarsa Dalem Sri Sultan HB X (diwakili oleh Staf Biro apa gitu) di Universitas Islam Indonesia (UII). Sekaligus dirangkai Seminar Zakat Nasional yang diselenggarakan Baitul Maal Hidayatullah dan DPPAI UII di Ruang Audiovisual Perpustakaan Pusat Lt. 3 UII
Ruang Audiovisual, Perpustakaan, UII |
Cindera Mata Seminar Nasional Zakat |
Jadi ingat waktu sekolah dulu, pernah ditanya teman, "kamu nanti ke mana setelah lulus?" Saya jawab, "saya mau ke UI (Univ. Insya Allah)", rupanya setelah 20 tahun kemudian, saya benar-benar ke UI tepatnya UII meskipun bukan untuk kuliah :D.
Ini foto Masjid Ulil Albab UII dan penampakan lainnya
Masjid Ulul Albab UII, Yogyakarta |
Dari balik jendela, Gedung Perpustakaan UII, Yogyakarta |
============
Adaptasi, adalah salah satu "risiko" bepergian ke daerah lain. Jika durasinya panjang kita mesti beradaptasi dalam hal adat, bahasa dan budaya. Jika sebentar, adaptasi yang paling penting berkenaan dengan makanan.
Selama acara berlangsung di Kaliurang, teman-teman dari Indonesia Timur (terutama suku Bugis) mesti bersabar. Apa pasal? Kami tidak pernah makan berlauk ikan (laut). Sebetulnya bukannya tidak ada ikan, bagi orang Jawa semua lauk adalah "ikan": iwak pitik, iwak sapi, iwak endog, dst (baca: ikan ayam, ikan sapi, ikan telor, dst). Jadi, pakai ikan, to?
Ikan laut, dalam kuliner Sulawesi (Bugis), merupakan menu wajib saat makan nasi. Ipar saya yang kebetulan orang Sulawesi, lebih baik tidak makan jika tidak ada ikan. Itupun harus yang segar!
===========
Sehabis acara, kami berniat silaturrahim ke kota. Sayangnya hingga hampir pukul setengah 5, angkot yang kami tunggu menuju kota tidak ada. Akhirnya, kami menyetop mobil pick up!
"Pak, nyuwun sewu, bisa kami numpang?"
"Masnya mau kemana?"
"Mau ke ujung jalan Palagan saja, Pak!"
"Monggo.."
Sekian puluh menit kemudian, mobil berhenti
"Mas, sudah sampai! Kami turun dan ditanya "Masnya mau kemana, to? "
"Kami ke Malioboro, Pak!"
"Oh, kalau gitu naik lagi, kebetulan kami mau ke Stasiun Tugu"
Akhirnya sampailah kami di Malioboro (aksara Carakan: Maliyabara) dengan biaya gratis.
Di Jalan Malioboro yang legendaris |
(mungkin bersambung, hehehee)