Belajar, tidak harus di sekolah. Kita bisa belajar dari mana saja dan di mana saja. Seperti waktu saya silaturrahim pas lebaran yang lalu. Dari obrolan yang yang tak bertopik, saya mendapat “ilmu” dari seorang pengusaha yang sukses (ukuran sukses menurut pandangan umum dilihat dari semakin banyaknya seseorang mengumpulkan materi. Yah, materi! Mau istrinya bagaimana, keluarganya bagaimana gak urus , namun untuk beliau benar-benar sukses mau dilihat dari manapun dan dari sudut apapun). Ilmu tersebut berkenaan dengan “dari mana memulai usaha”.
Bagi sebagian besar orang (termasuk saya), hal pertama yang menjadi kendala untuk memulai bisnis adalah faktor modal. Dalam benak saya untuk memulai usaha harus mempunyai modal yang besar dulu. Apakah itu dengan menabung dulu atau kalau mau cepat hutang di bank dengan menjaminkan properti yang kita punyai.
Masalahnya adalah mau pinjam di bank kok tidak punya jaminan, mau menabung, saldo bulanan berada dalam area yang kritis .
******
Dua hal di atas, menurut Bapak pengusaha tadi, adalah salah. Untuk memulai usaha tidak harus pinjam uang di bank atau mengumpulkan modal dulu baru usaha. Yang “benar”, memulailah dengan kemampuan yang ada, fokus, menjiwai dan istiqamah!
Contoh, untuk membuat peternakan ayam. Membuat peternakan apakah ada aturan harus memelihara 1.000 ekor untuk syarat minimal? Kan tidak ada. Jika kemampuannya 100 ekor untuk memulai, ya mulailah dengan 100 ekor. begitu pula untuk usaha lain. Yang kedua, sesuaikan dengan “bakat, minat dan hobi”.
Memulai Usaha: Hutang di Bank atau Ngumpulin Modal dulu?
About the Author
Ayah dari 3 anak blasteran Jawa dan Bugis-Mandar, non partisan, pembelajar, dan santri.