Saya pernah membaca blog punya anak Bontang. Isinya cerita tentang kuliah. Nggak terlalu surprise sich! Yach, dia kuliah di Aussie -negeri buangan para bandhit dari British- dan rencana adiknya yang mau kuliah ke AS. Iri? Nggaklah! Kalau ke negeri itu, gak minat, tapi kalau ke Tanah Suci (harus) ada niat. Saya cuman berpikir, di negeri ini masih banyak anak negeri yang nasibnya tak menentu. Di sisi lain, ada segolongan anak negeri, yang ke luar negeri, nggak ubahnya seperti pergi Samarinda-Balikpapan. Itu artinya, pemerataan belum ada. Terus apakah harus rata semua? Nggak juga. Itu pola pikir komunisme. Hanya perlu dipikirkan, adanya empati dari orang kaya membantu orang miskin, kalau perlu dilembagakan. Ini kan bentuk pemerataan juga. Mungkin ada yang bilang, mereka miskin karena malas, dst. Eits, tunggu dulu, yang jadi buruh bangunan mbangun gedung orang kaya, trus PRT, pelayan, itu siapa? Mereka toh diperlukan.
Dan, kalau mau jujur, yang dijual dan suara yang dibeli sama parpol waktu kampanye kan menyangkut nasib kaum akar rumput. Ya, kan? Memang membicarakan tentang ini termasuk masalah klasik, dan melahirkan beberapa ideologi, seperti marhaenisme, komunisme, teologi-pembebasan, dll. Dan sebenarnya, Islam pun sudah mengaturnya (zakat, fiqih muamalat)
--------------------------------------------------------------
Ovi Sync: Take your office with you, wherever you go
http://www.ovi.com/services/signin?noPassive=1
Beda Nasib!
About the Author
Ayah dari 3 anak blasteran Jawa dan Bugis-Mandar, non partisan, pembelajar, dan santri.